Monday 11 January 2010

Fasilitas Mewah Penjara



Awal minggu ini, Rutan Pondok Bambu dikejutkan dengan kedatangan Patrialis Akbar secara tiba- tiba.

Dan hasil dari sidak ini adalah terbongkarnya fasilitas bak hotel mewah berbintang untuk terpidana Artalyta Suryani.

Semua stasiun televisi ramai- ramai memberitakan sidak ini.

Padahal, bukan hal yang aneh lagi untuk para terpidana yang memiliki uang untuk membayar suatu Rutan untuk mendapatkan fasilitas yang membuat mereka nyaman.

Ibaratnya mereka “cuma pindah rumah”

Selama puluhan tahun, pemerintah menutup mata dan berakting dengan sangat sempurna mengenai hal tersebut diatas.

Selama puluhan tahun juga penjara juga menjadi sarang pungli terutama bagi terpidana kelas teri.

Saya memang belum pernah melangkahkan kaki ke dalam penjara, dan mudah- mudahan tidak akan pernah. Seandainya harus pun, mudah- mudahan itu untuk pengabaran Injil semata.

Beberapa waktu lalu, ada salah seorang rekan yang anaknya harus masuk ke dalam penjara.

Sebut saja X, X adalah seorang remaja yang tertangkap basah memiliki ganja yang dia beli bersama- sama dengan teman sepermainannya. Awalnya mereka hanya mau coba- coba, tapi ternyata dekat tempat nongkrong mereka di salah satu tempat hiburan di Jakarta Pusat terdapat polisi/ petugas yang sedang menyamar.

Alangkah malang nasib X, dia terpaksa harus di giring ke kantor polisi dan dijebloskan ke dalam sel di kantor polisi.

Sel kantor polisi masih bisa dikatakan layak, namun sel penjara… itu mengerikan.

You pee and poo there, it stink and sexual harassment banyak terjadi disana.

Untuk menjaga supaya X ini tidak masuk ke dalam sel orang- orang yg “sangar” maka orang tua X harus memberikan pungli sampai jutaan rupiah kepada sipir penjara sampai hukuman X selesai.

Entah sampai kapan X akan berada disana, saya juga tidak tahu.

Oleh sebab itu, tidak heran kalau Artalyta bisa mendapatkan fasilitas seperti itu, dia mampu membayar sampai ratusan juta untuk tidak satu sel dengan yang lainnya.

Yang sangat disayangkan adalah bahwa pemerintah yang seolah tidak tahu dan bahkan tidak mau tahu.